PERGI ATAU TINGGAL?

PERGI ATAU TINGGAL?

    Bukan bagian Alkitab yang tidak saya pahami yang mengganggu saya, namun justu bagian yang tidak saya pahami dengan baik. (Mark Twain)

KEMBALI PADA SAAT saya berusia pertengahan dua puluhan, saya menghabiskan dua tahun hidup saya untuk mengangkat koper seberat hampir 10 kilogram berkeliling kota Chicago dan Milwaukee, berusaha menjual buku-buku hukum untuk kantor-kantor pengacara. Namun, saya tidak pernah lupa hari ketika saya dan manajer saya bepergian bersama dan ia mendesak saya untuk menyelesaikan dua penjualan besar sebelum akhir bulan. Katanya, "Kau mengerti, bukan? Kau tinggal memilih pergi atau tinggal." Akhirnya, saya mengerti maksudnya, dan saya dengan terpaksa bertahan selama satu bulan di perusahaan tersebut sebelum menyelesaikan penjualan dengan komisi itu demi pekerjaan saya.

Hei, jika Anda berada dalam situasi "pergi atau tinggal", tampaknya pilihan untuk pergi menjadi ide yang baik, sebelum Anda dipecat. Sekarang Anda perlu menjawab pertanyaan yang sama. Apakah Anda akan pergi? Atau tetap tinggal? Apakah Anda sungguh-sungguh siap untuk mencari hal terbaik dari Allah? Apakah Anda benar-benar ingin mengetahui apa yang dikatakan Alkitab?

Kita akan bersusah payah melihat semua sampah kehidupan di setiap hari-hari kita. Hal-hal yang mungkin tidak ingin Anda pikirkan. Cahaya ilahi akan menerangi sudut-sudut gelap yang menurut Anda mungkin sebaiknya hal itu disembunyikan rapat-rapat dan agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Namun sejenak sudut-sudut itu mungkin jangan khawatir, ini merupakan bagian dari proses. Alkitab mengatakan, "Tetapi kalau seseorang datang menghadap Tuhanm, selubung itu pun diangkat dari muka orang itu" (2 Kor. 3:16, BIMK).

BAPA SURGAWI, aku sadar bahwa acap kali berpaling dan menjauhi-Mu, berlari dan bergerak terlalu cepat, menuju ke arah yang tidak Engkau kehendaki sehingga seringkali ke arah yang salah, dan berlari dengan mengandalkan setiap kekuatan dan kemampuanku sendiri. Namun, dengan bantuan-Mu, aku siap mengubah semua itu. Aku ingin menjalani hidupku untuk-Mu dan bersama-Mu. Aku tahu bahwa ada banyak hal yang perlu untuk dilakukan dengan baik, namun aku tidak takut karena Engkau menyertaiku. Amin.