SENDIRIAN NAMUN TIDAK KESEPIAN

SENDIRIAN NAMUN TIDAK KESEPIAN

Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebab aku sebatang kara dan tertindas. (Mzm. 25:16)

Kesepian tak sama dengan sendirian. Kesepian merupakan sebuah perasaan terasing, sebatang kara, ketimbang sebuah keadaan seorang diri. Seseorang bisa saja kesepian di tengah kerumunan massa. Sebaliknya, yang lain mungkin saja tak kesepian, walau seorang diri di tengah kegelapan malam. Kebebasan dari rasa kesepian bukan tergantung dari banyaknya manusia yang hadir. melainkan dari hubungan dengan seseorang.

Tak terlalu banyak nas Alkitab yang berbicara tentang kesepian. Mungkin saja, umat di dalam Alkitab sungguh memahami pentingnya hidup bersama. Apalagi, kesepian merupakan salah satu masalah terbesar dunia modern. Akan tetapi, di dalam salah satu mazmurnya, Daud mengeluh: "Aku sebatang kara" (Mzm. 25:16). "Kesepian sering menjadi salah satu masalah sekaligus batu-uji seorang pegiat sosial."


Hidupnya selalu berada di antara orang-orang yang dilayaninya. Waktu seakan tak pernah cukup untuk membantu sesama. Namun, tetap saja ada saat-saat tertentu di dalam hidupnya yang membuatnya kesepian. Ia memperhatikan persoalan hidup orang lain, namun orang lain justru tak mengingatnya, khususnya ketika ia mengalami masalah.

Dalam situasi macam begini, Daud tahu bahwa hanya Allahlah yang dapat menolongnya. la berseru agar Tuhan berpaling kepadanya dan mengasihaninya. Bahkan di dalam sebuah mazmur yang lain, Daud bersaksi. "Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku" (Maz. 27:10). Lewat seruan itu, kita memahami bahwa orang yang terdekat sekali pun dapat meninggalkan kita. Tetapi, hanya Allah yang dapat diandalkan. la bukan saja teman dan sahabat di kala sunyi. la juga sumber kehidupan itu sendiri.

Lagi pula, mengutip puisi Uskup Camara:

Tuhan ada di sana, Dia tidak akan meninggalkan kita, baik di kala suka, apalagi di kala duka!