PANGGILAN TUHAN

PANGGILAN TUHAN

Kita menyebut mereka pekerja bangunan. Pekerjaan mereka ada Klah mengaduk semen, mengangkat batu, mendirikan tembok, memasang genting, dan sebagainya. Di Israel mereka disebut aneshe melakah. Tahukah Anda apa sebenarnya arti kata itu? Melakah sebe narnya berarti 'suruhan Allah'. Kata melakah akarnya sama dengan malak, yaitu 'pesuruh Allah'. Sebab itu, kata malaikat dalam bahasa Ibrani adalah malak. Bayangkan betapa tingginya sebutan itu. Para pekerja bangunan disebut pesuruh Allah.

Kata melakah itu banyak terdapat di dalam Kitab Tawarikh dan Nehemia. Memang yang dimaksud di situ adalah pekerja bangunan Bait Allah. Namun, di bagian-bagian lain dalam Alkitab, kata melakah itu juga digunakan untuk semua orang yang bekerja dan untuk semua jenis pekerjaan. Misalnya, kata melakah digunakan dalam Sepuluh Perintah, "Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh.. jangan melakukan sesuatu pekerjaan..." (baik versi Kel. 20 maupun Ul. 5 menggunakan kata melakah).

Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari penggunaan kata melakah untuk pelbagai jenis pekerjaan itu? Kesimpulannya adalah bahwa segala jenis pekerjaan dinilai sebagai suruhan Tuhan Dengan demikian, Alkitab mencatat bahwa suruhan Tuhan bukan hanya terbatas pada pekerjaan imam dan Lewi di Bait Allah, melainkan juga pada segala macam pekerjaan lain seperti bertanı, beternak, berdagang, dan se bagainya.

Sikap para pengarang Alkitab itu sebenarnya melawan arus bu daya yang lazim Dalam budaya Mesir dan Yunani yang dominan pada zaman itu, pekerjaan yang bersifat rohani dianggap lebih luhur daripada pekerjaan jasmani. Tugas seorang imam di kuil dianggap se bagai suruhan ilahi, sedangkan tugas petani atau pekerja bangunan dianggap tidak ada hubungannya dengan para dewa, Akan tetapi para penulis Perjanjian Lama mengembangkan budaya kerja yang sebaliknya. Petani, peternak, pedagang dan pekerja bangunan pun disebut melakah atau pesuruh Allah. Dari situ lahir tradisi Yahudi yang mengagungkan semangat kerja keras dan ulet untuk melakukan pekerjaan apa pun juga.

Tradisi Kristen tentang kerja merupakan kelanjutan dari tradisi Ya hudi. Yohanes Calvin, Pembaru Gereja, menekankan bahwa tiap jenis pekerjaan adalah penetapan dan panggilan dari Allah. Dalam bukunya, Institutio Pengajaran Agama Kristen, ia menulis, "Tuhan menetapkan tugas-tugas bagi setiap orang menurut jalan hidupnya masing-masing Dan masing-masing jalan hidup itu dinamakan-Nya panggilan... Tidak ada pekerjaan apa pun betapapun kecil dan hinanya yang tidak akan bersinar-sinar dan dinilai berharga di mata Tuhan."

Pengakuan bahwa pekerjaan adalah panggilan dari Tuhan me ngandung beberapa implikasi. Calvin menulis, "Setiap orang diben oleh Tuhan jalan hidup sendiri-sendiri sebagai pos penjagaan", artinya Tuhan menempatkan kita pada suatu tanggung jawab tertentu. "Tidak ditinggalkannya tempat yang diperuntukkan baginya oleh Tuhan", artinya kita harus setia, berakar dan bertumbuh dalam pekerjaan itu. Calvin juga menulis, "Tanpa gerutu... masing-masing menanggung yang kurang enak, yang susah, yang sedih, yang membosankan, jika mereka yakın bahwa setiap orang diberi beban oleh Allah." Calvin juga menulis," tidak sembrono melampaui batas melebihi panggilan nya", artinya kita perlu tahu betul apa deskripsi dan definisi tugas kita. Selanjutnya, Calvin menghibur bahwa jika kita mengaku pekerjaan kita sebagai panggilan dan penugasan dari Tuhan, maka dari Tuhan juga kita bisa mengharapkan pimpinan dan kekuatan untuk pekerjaan itu, "Bagi setiap orang, kesusahan, kesulitan dan beban-beban berat lainnya akan lebih ringan bila diketahui bahwa Allah jadi pembimbing dalam semuanya ini."

Dengan ajaran ini, Calvin menegaskan bahwa apa pun pekerjaan seseorang, pekerjaan itu adalah panggilan dari Tuhan. Itu berarti bah wa bila kita menjadi montir, kita terpanggil untuk menjadi montir yang bertanggung jawab, bersungguh-sungguh, berdedikasi, bermutu, jujur dan setia, sebab kita mengaku bahwa dari Tuhan sendirilah ber asal penugasan ini.

Dengan demikian, Calvin menolak anggapan bahwa panggilan Tuhan hanya berlaku bagi pekerjaan rohani. Segala jenis pekerjaan, sejauh itu mendatangkan faedah bagi keberlangsungan hidup, meru pakan panggilan dari Tuhan. Bukan hanya masuk sekolah teologi dan menjadi pendeta yang memerlukan panggilan Tuhan, melainkan juga masuk sekolah teknik dan menjadi insinyur.

Pengakuan bahwa tiap jenis pekerjaan yang menopang kehidupan adalah panggilan Tuhan secara tidak langsung tersirat dalam beberapa bahasa. Dalam bahasa Inggris, pekerjaan disebut vocation yang akarnya berasal dari kata Latin vocatio/vocationem (= memanggil). Dalam bahasa Belanda, kata beroep (= pekerjaan) berasal dari kata roep (= memanggil). Begitu juga dalam bahsa Jerman, beruf (= pekerjaan) dan berufung (= penugasan) berasal dari kata ruf (= memanggil).

Sebab itu, sebenarnya adalah keliru untuk menyebut pendeta se bagai hamba Tuhan sebab semua orang percaya, apa pun pekerjaan nya, adalah hamba Tuhan. Kalau hanya pendeta disebut hamba Tuhan, lalu hamba siapakah para warga gereja yang bekerja sebagai ibu rumah tangga, manajer, buruh, pedagang, dan sebagainya? Apakah mereka hamba Iblis? Gereja Abad Pertama tidak mengenal kelaziman. memakai sebutan hamba Tuhan hanya bagi orang tertentu. Semua orang yang bertobat dan percaya disebut hamba Tuhan (lihat Rm. 6:22).

Jadi, tanpa kecuali setiap orang mendapat panggilan Tuhan Yang penting, panggilan itu kita jalankan dengan taat dan gembira. Panggilan itu berbeda-beda, tetapi tiap panggilan itu mempunyai keluhuran dan kegunaannya masing-masing kepelbagaian panggilan bukanlah soal tinggi atau rendah, melain kan soal saling membutuhkan dan saling melengkapi.

Masyarakat membutuhkan sopir taksi Namun, kalau semua orang menjadi sopir taksi, siapa penumpangnya? Lagi pula, lalu lintas langsung akan macet total. Sebaliknya, kalau semua orang hanya mau menjadi penumpang, siapa sopimnya? Nah, itu sebabnya saya menjadi pengarang dan Anda menjadi pembaca. Untung saja Anda merasa terpanggil menjadi pembaca, bukan menjadi pengarang. Apa jadinya kalau Anda semua "sama gilanya" seperti saya, yaitu "gila mengarang"? Gunung Mulia akan langsung bangkrut sebab siapa yang akan membeli buku Seri Selamat?

Pdt. Andar Ismail

(Disadur dari buku Selamat Berkarya)